Senin, 30 Agustus 2010

Rakyat Jawa Barat Kembali Berduka


RAKYAT JAWA BARAT KEMBALI BERDUKA
(Pencitraan Gebernur Jawa Barat Dibangun Diatas Penderitaan Rakyat Jawa Barat)

Saat ini, bisa saya katakan bahwa rakyat Jawa Barat harus kembali lagi berduka, namun berduka kali ini bukanlah karena bencana alam yang belakangan ini menimpa Jawa barat, seperti gempa yang terjadi di Tasikmalaya, tapi lebih disebabkan oleh Krisis Moral Pejabat Pemerintah Jawa Barat yang semakin mengkuatirkan. Kenapa saya katakan mengkuatirkan? Cobalah kita renungkan bersama, ditengah hempitan kemiskinan rakyat Jawa Barat yang semakin besar, dimana rakyat banyak menjerit minta tolong agar nasibnya diperhatikan, pengangguran dimana-mana, rumah kumuh, anak terlantar, dan banyak lagi, tapi disaat itu pula lahir suatu kebijakan yang diarahkan untuk menghaburkan uang negara yang bisa dikatakan demi pencitraan semata oleh seorang gebernur jawa barat ( orang yang terhormat di tanah jawa barat ini? ). Bagaimana tidak? Faktanya seorang gebernur Jawa Barat rupanya lebih rela menghabiskan uang negara lebih kurang 1, 7 miliar untuk membuat kartu ucapan selamat idul fitri yang dilengkapi dengan full foto wajah seorang gebernur jawa barat dari pada menggunakan uang tersebut untuk kesejahteraan rakyatnya (sumber: Media Indonesia, 31 Agustus 2010).
Sungguh menyedihkan, saya tidak habis pikir seorang pejabat bisa menghasilkan suatu kebijakan yang begitu memalukan. Apakah pejabat itu tidak berpikir atau setidaknya merasakanlah penderitaan yang dirasakan rakyatnya atau  jangan-jangan pejabat tersebut merasa bahwa dengan membagikan kartu selamat idul fitri yang dilengkapi dengan full foto wajah tersebut, rakyat Jawa Barat merasa terbantu atau merasa senang dan keluar dari penderitaan yang dialaminya. Tentunya jawabannya tidak kan. Ini bukan masalah jumlah uangnya semata, tapi yang lebih besarnya lagi masalah kepekaan nurani seorang pejabat untuk melihat kondisi rakyatnya yang masih banyak hidup dibawah kemiskinan. Selain itu pula, bukannya seharusnya uang negara itu digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Lalu kenapa dihambur-hamburkan begitu? Seorang ibu yang bekerja sebagai petani melalui bedah iditorial Media Indonesia yang disiarkan oleh Metro TV hari ini mengatakan, bahwa ia begitu sedih bahwa pajak yang ia bayar dari keringat dan jerih payahnya sebagai petani rupaya dihamburkan dengan sewenang-wenang oleh pejabat pemerintahan. Sungguh ini tidak berprikemanusiaan. saya kira jeritan ibu ini adalah perwakilan jeritan dari semua orang yang merasa haknya tidak diperhatikan, tapi kewajibannya selalu dituntut oleh peraturan-peraturan yang ada.
Saya tidak tahu harus mengatakan seperti apa lagi, tapi saya mohon, cobalah tanya dilubuk hati anda yang paling dalam, apakah kebijakan yang anda keluarkan tersebut merupakan salah satu pemenuhan akan janji dan sumpah anda ketika anda berkampanye demi memperebutkan kursi nomor 1 di tanah Jawa Barat ini?  Coba ingat-ingat kembali akan janji yang pernah anda lontarkan untuk rakyat Jawa Barat. Jangan buat hati rakyat anda terluka lagi dengan pencitraan-pencitraan anda yang sangat menyiksa batin rakyat kecil karena sudah cukup banyak tentunya penderitaan yang harus mereka tanggung.

Salam hangat, salam rakyat Jawa Barat !!!

SAATNYA BERSIKAP TEGAS !!!

SAATNYA BERSIKAP TEGAS !!!

Seperti yang kita ketahui, kembali tersiar kabar yang tidak mengenakkan dan sekaligus mengugah rasa keprihatinan kita bersama akan harkat dan martabat bangsa tercinta ini. Bagaimana tidak, baru-baru ini kita mendengar telah terjadi penangkapan secara paksa terhadap 3 petugas dinas perikanan Republik Indonesia di Kepulauan Bintan yang ketika itu sedang bertugas dan menangkap nelayan Malaysia yang sedang mencuri ikan diperairan wilayah Indonesia dan anehnya lagi penangkapan itu dilakukan di wilayah perairan bangsa tercinta ini. Sungguh menyedihkan dan memalukan, di negeri sendiri kita telah diinjak dan dijatuhkan martabatnya tanpa ada rasa bersalah dari pemerintah Malaysia akan insiden tersebut. Peristiwa ini tentunya bukanlah peristiwa pertama yang pernah terjadi, masih ingat diingatan kita ketika Malaysia mengkalaim sejumlah warisan kebudayaan kita menjadi kebudayaan mereka, masalah ambalat yang diklaim secara sepihak oleh Malaysia, belum lagi masalah TKI yang selalu menjadi persoalan dan malangnya TKI kita selalu menjadi korban kebiadaban Negara Malaysia, dan masih banyak lagi. Tapi diatas semua yang terjadi tersebut, hal yang paling menyedihkan adalah sikap pemerintah yang terkesan lambat dan terlalu banyak basa-basi dalam menanggapi kasus ini. Semua hal sepertinya dianggap pemerintah sebagai sesuatu yang sudah clear dan tidak perlu diperpanjang persoalannya demi satu hal yaitu menjaga hubungan yang telah terjalin selama ini, bahkan sampai tulisan ini saya buat belum adanya kiranya pernyataan resmi dari pihak pemerintah terkait dengan insiden yang telah terjadi belakang ini. Ada rumor yang beredar yang menengaskan bahwa telah terjadi barter antara nelayan malaysia dan ketiga petugas dinas kelautan Indonesia. Rumor ini bukanlah tanpa bukti karena telah terlontar pernyataan dari seorang duta Malaysia untuk Indonesia yang menyatakan bahwa pihak Malaysia akan membarter orang Malaysia yang ditangkap di Indonesia dengan ketiga petugas yang ditangkap oleh pihak Malaysia tersebut. Hal ini tentulah sudah sangat jelas menginjak-injak secara langsung harkat dan martabat bangsa tercinta ini. Ibarat maling yang sudah mencuri, malah diberi suatu kebebasan dan kekeluasaan untuk menentukan kemauannya. Sungguh ironi, tapi sedikitnya dapat melegakan setelah ada pernyataan dari Kementrian Luar Negeri bahwa hal itu tidak benar.
Saya sangat sepakat bahwa hubungan kedua Negara yang telah dibangun selama ini harus tetap dijaga dan dibina demi keuntungan bersama kedua belah pihak. Tapi bila diperhatikan lebih jauh khususnya apa yang telah menimpa bangsa tercinta ini, sepertinya ada terjadi suatu ketimpangan yang terjadi, keuntungan yang hanya dirasakan secara sepihak oleh Negara malaysia, malah parahnya lagi sepertinya Negara Malaysia telah merasa sebagai negara berkuasa yang bisa sewenang-wenang menginjak kedaulatan bangsa Indonesia. Sungguh semua ini adalah penghinaan yang luar biasa terhadap bangsa yang sudah merdeka lebih dari 65 tahun ini dan terhadap semua ini haruslah tentunya dibayar dengan mahal oleh pihak Malaysia. Maka oleh sebab itu, sudah selayaknya pemerintah di negeri ini memberikan suatu peringatan keras terhadap Malaysia, sehingga bangsa Malaysia tersebut tahu dan sadar bahwa Bangsa ini adalah bangsa besar berdaulat yang memiliki harkat dan martabat yang terhormat. Kalau dulu pejuang-pejuang bangsa ini rela mengorbankan nyawa dan hartanya demi tanah dan tumpah darahnya walaupun itu hanya sejengkal dari ibu bumi pertiwi ini, pertanyaannya kenapa sekarang tidak?
Semoga bangsa ini tetap dipandang dan dihargai sebagai bangsa besar yang memiliki harga diri. MERDEKA !!!